Takdir Terbaik Allah untuk hambanya
Kutipan:
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Takdir seseorang siapa sih yang akan nyangka.
Saya foto ini bukan ada niat untuk membanggakan diri. Tapi saya niat untuk menjabarkan yang ada hubungannya dengan kutipan di atas.
Dulu mah waktu seleksi masuk kuliah pilihan pertamaku di pendidikan kedokteran, pilihan kedua pendidikan matematika. Sejak kecil aku suka dan ingin banget jadi dokter. Cita-cita yang lain mah lewat. Intinya dulu sudah jatuh cinta jadi dokter. Gak ngelirik cita-cita yang lain. Hehehe... Makanya ikhtiar belajarnya juga harus ekstra. Karena yang minat kedokteran itu kebanyakan anak-anak pandai dan saingannya amat ketat.
Eh ternyata Allah kasih takdir lain yang menurut Allah itu terbaik buatku. Yap aku diterima dipilihan kedua. Seiring berjalannya waktu, setelah lulus aku mengajar di sana-sini dan tiba-tiba dikasih jalan ke dunia fashion.
Pertama-tama aku ingin belajar menjahit, bukan karena ikut-ikutan trend tapi karena aku ingin bisa jahit sama seperti kedua orang tuaku. Lha koc keinginan tsb berkembang jadi suka dan menjalar ingin tahu seluk beluk fashion lebih dalam. Dulu mah waktu remaja gak suka yang namanya mesin jahit. Males yow, utak-atik mesin jahit, mending aku lihat buku SNMPTN buat persiapan masuk kuliah. Jahit tangan aja ogah.
Akhir 2014 aku ikut kursus modes Lp Barokah di sana aku belajar menjahit saja. Alhamdulillah... Berkat punya bekal Ilmu matematika jadi lebih mudah. Kenapa? Karena aku jadi lebih mudah dalam membuat polanya. Kalau membuat baju itu bukan hanya kudu pinter teknik jahit saja melainkan butuh yang namanya pengetahuan tentang pola. Pengajar di sana selalu menekankan kalau menjahit itu kudu rajin jangan asal-asalan jahit supaya jahitannya halus.
Tak hanya sampai di situ saja, karena aku memang dari awal punya keinginan kuat belajar di dunia fashion jadi aku sekolah Fashion design di Arva School of Fashion Surabaya. Aku ambil konsentrasi khusus muslimah. Woww... Pengajarannya lebih rumit dan detail. Di sana diajari bagaimana cara menjadi desainer. Desainer itu harus bisa mendesain dan cara mendesainnya itu gak asal-asalan gambar dan coret-coret jadi sketsa ada tekniknya sendiri. Kalau membuat pola dan menjahit apalagi. Membuat pola harus benar-benar teliti ukurannya. Apalagi teknik jahitnya wow... Tambah lebih sangat detail dan ribet. Hehehe... Tapi jujur sih emang beda hasilnya. Antara aku pakai sistem dulu dengan sekarang. Alhamdulillah sekarang sudah setengah perjalanan. Semoga nanti mudah dan lancar dapat sertifikat dari Arva. Aamiin ya Allah.
Kalau satunya sertifikat tata rias. Buat bekal kalau berhias di hadapan suami nanti, supaya bisa selalu tampil cantik di hadapannya. Hehehe...
Ah... Ada lagi ya tata boga, meskipun sekarang lagi trend dunia kuliner tapi aku belum jatuh cinta belajar lebih dalam dunia tata boga. Aku mah yang penting bisa memasak makanan yang bisa dimakan sehari-hari. Hehehe...
Bisa jadi cerita teman-teman ada yang samaan dengan diriku?
Btw bagi teman-teman yang ingin informasi sekolah fashion bisa tanya ke aku. Wilayah Surabaya atau yang domisili Surabaya.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Takdir seseorang siapa sih yang akan nyangka.
Saya foto ini bukan ada niat untuk membanggakan diri. Tapi saya niat untuk menjabarkan yang ada hubungannya dengan kutipan di atas.
Dulu mah waktu seleksi masuk kuliah pilihan pertamaku di pendidikan kedokteran, pilihan kedua pendidikan matematika. Sejak kecil aku suka dan ingin banget jadi dokter. Cita-cita yang lain mah lewat. Intinya dulu sudah jatuh cinta jadi dokter. Gak ngelirik cita-cita yang lain. Hehehe... Makanya ikhtiar belajarnya juga harus ekstra. Karena yang minat kedokteran itu kebanyakan anak-anak pandai dan saingannya amat ketat.
Eh ternyata Allah kasih takdir lain yang menurut Allah itu terbaik buatku. Yap aku diterima dipilihan kedua. Seiring berjalannya waktu, setelah lulus aku mengajar di sana-sini dan tiba-tiba dikasih jalan ke dunia fashion.
Pertama-tama aku ingin belajar menjahit, bukan karena ikut-ikutan trend tapi karena aku ingin bisa jahit sama seperti kedua orang tuaku. Lha koc keinginan tsb berkembang jadi suka dan menjalar ingin tahu seluk beluk fashion lebih dalam. Dulu mah waktu remaja gak suka yang namanya mesin jahit. Males yow, utak-atik mesin jahit, mending aku lihat buku SNMPTN buat persiapan masuk kuliah. Jahit tangan aja ogah.
Akhir 2014 aku ikut kursus modes Lp Barokah di sana aku belajar menjahit saja. Alhamdulillah... Berkat punya bekal Ilmu matematika jadi lebih mudah. Kenapa? Karena aku jadi lebih mudah dalam membuat polanya. Kalau membuat baju itu bukan hanya kudu pinter teknik jahit saja melainkan butuh yang namanya pengetahuan tentang pola. Pengajar di sana selalu menekankan kalau menjahit itu kudu rajin jangan asal-asalan jahit supaya jahitannya halus.
Tak hanya sampai di situ saja, karena aku memang dari awal punya keinginan kuat belajar di dunia fashion jadi aku sekolah Fashion design di Arva School of Fashion Surabaya. Aku ambil konsentrasi khusus muslimah. Woww... Pengajarannya lebih rumit dan detail. Di sana diajari bagaimana cara menjadi desainer. Desainer itu harus bisa mendesain dan cara mendesainnya itu gak asal-asalan gambar dan coret-coret jadi sketsa ada tekniknya sendiri. Kalau membuat pola dan menjahit apalagi. Membuat pola harus benar-benar teliti ukurannya. Apalagi teknik jahitnya wow... Tambah lebih sangat detail dan ribet. Hehehe... Tapi jujur sih emang beda hasilnya. Antara aku pakai sistem dulu dengan sekarang. Alhamdulillah sekarang sudah setengah perjalanan. Semoga nanti mudah dan lancar dapat sertifikat dari Arva. Aamiin ya Allah.
Kalau satunya sertifikat tata rias. Buat bekal kalau berhias di hadapan suami nanti, supaya bisa selalu tampil cantik di hadapannya. Hehehe...
Ah... Ada lagi ya tata boga, meskipun sekarang lagi trend dunia kuliner tapi aku belum jatuh cinta belajar lebih dalam dunia tata boga. Aku mah yang penting bisa memasak makanan yang bisa dimakan sehari-hari. Hehehe...
Bisa jadi cerita teman-teman ada yang samaan dengan diriku?
Btw bagi teman-teman yang ingin informasi sekolah fashion bisa tanya ke aku. Wilayah Surabaya atau yang domisili Surabaya.
Komentar
Posting Komentar