Fans Idola
Fans "Idola"
Indonesia banyak dimasuki budaya film dari luar seperti Turki, India, Korea, dan lain yang masih banyak.
Tak heran jika sekarang orang-orang demam Turki, India, dan Korea.
Seingat saya, film Korea sudah masuk di stasiun tv Indonesia sejak tahun 2000-an. Ternyata demam Korea masih menjamur sampai sekarang.
Yang demam Korea mungkin bisa menebak ini gambar siapa?
Dia adalah aktor yang terkenal lewat drama actionnya di tahun 2014.
Kita pernah atau sedang mengidolakan seseorang. Munculnya perasaan kagum, ngefans, suka, dan jatuh cinta itu pasti ada alasan tertentu. Menurut
psikolog Tika Bisono,
mengidolakan seseorang itu adalah hal yang wajar. Jadi, wajar jika kita tiba-tiba muncul keinginan untuk menyimpan foto sang idola atau mencari tahu banyak hal tentang sang idola.
Dalam logika matematika, terdapat negasi sehingga ada kata "wajar" dan "tidak wajar".
Lalu bagaimana jika yang tidak wajar?
Menurut Tika Bisono, fans yang tidak wajar akan mengalami 3 tahap
perilaku yang abnormal, yaitu:
Tahap 1: menjadi stalker
(penguntit)
Seorang stalker akan menguntit
kegiatan idolanya. Hal ini bisa
dimulai dari taraf ringan
misalnya seperti bersikap
layaknya paparazzi yang
memotret idola kita secara
diam-diam. Pada taraf yang
parah, seorang fans bisa
sampai memasang GPS di mobil
idola secara ilegal agar
mengetahui kemanapun idola
kita pergi.
Tahap 2: bersikap posesif
Fans akan menganggap idola
sebagai milik pribadi, sehingga
tidak ada satu pun yang boleh
memilikinya.
Hal ini dapat
berakibat fatal dan
membahayakan orang lain.
Contoh yang paling ekstrem
adalah yang sampai
menyebabkan terbunuhnya
idola karena sikap posesif fans,
seperti yang dilakukan oleh
salah seorang fans John Lennon
yang membunuh idolanya
sendiri.
Tahap 3: menjadi delusional
ini adalah tahap yang paling
berbahaya dalam kondisi fans
yang berlebihan. Dalam
psychology today disebutkan
bahwa delusional adalah suatu
kondisi ketika kita percaya pada
suatu hal yang kita khayalkan
sehingga tidak bisa
memisahkan antara khayalan
dan kenyataan. Misalnya, ketika
kita percaya bahwa cowok/cewek
ideal bagi kita adalah yang
mirip dengan idola kita itu.
Dalam kondisi yang sudah
parah, kita bahkan sampai
merasa memiliki hubungan
khusus dengan si idola.
Sesuatu yang berlebihan tentu tidak bagus. Hal ini juga berlaku jika ngefans atau jatuh cinta berlebihan.
Dapat menimbulkan bahaya antara lain:
1. Tidak punya kehidupan
sosial, karena terlalu terpesona
sama idola sehingga
mengabaikan orang lain di
sekitar.
2. Membahayakan diri sendiri dan orang lain
3. Menjurus kepada skizofrenia .
Skizofrenia adalah kondisi
ketika khayalan dan kenyataan
tercampur baur sehingga tidak
bisa membedakan keduanya.
Sejatinya idola atau jatuh cinta yang paling hakiki hanyalah kepada ALLAH S.W.T bukan kepada makhlukNya.
Indonesia banyak dimasuki budaya film dari luar seperti Turki, India, Korea, dan lain yang masih banyak.
Tak heran jika sekarang orang-orang demam Turki, India, dan Korea.
Seingat saya, film Korea sudah masuk di stasiun tv Indonesia sejak tahun 2000-an. Ternyata demam Korea masih menjamur sampai sekarang.
Yang demam Korea mungkin bisa menebak ini gambar siapa?
Dia adalah aktor yang terkenal lewat drama actionnya di tahun 2014.
Kita pernah atau sedang mengidolakan seseorang. Munculnya perasaan kagum, ngefans, suka, dan jatuh cinta itu pasti ada alasan tertentu. Menurut
psikolog Tika Bisono,
mengidolakan seseorang itu adalah hal yang wajar. Jadi, wajar jika kita tiba-tiba muncul keinginan untuk menyimpan foto sang idola atau mencari tahu banyak hal tentang sang idola.
Dalam logika matematika, terdapat negasi sehingga ada kata "wajar" dan "tidak wajar".
Lalu bagaimana jika yang tidak wajar?
Menurut Tika Bisono, fans yang tidak wajar akan mengalami 3 tahap
perilaku yang abnormal, yaitu:
Tahap 1: menjadi stalker
(penguntit)
Seorang stalker akan menguntit
kegiatan idolanya. Hal ini bisa
dimulai dari taraf ringan
misalnya seperti bersikap
layaknya paparazzi yang
memotret idola kita secara
diam-diam. Pada taraf yang
parah, seorang fans bisa
sampai memasang GPS di mobil
idola secara ilegal agar
mengetahui kemanapun idola
kita pergi.
Tahap 2: bersikap posesif
Fans akan menganggap idola
sebagai milik pribadi, sehingga
tidak ada satu pun yang boleh
memilikinya.
Hal ini dapat
berakibat fatal dan
membahayakan orang lain.
Contoh yang paling ekstrem
adalah yang sampai
menyebabkan terbunuhnya
idola karena sikap posesif fans,
seperti yang dilakukan oleh
salah seorang fans John Lennon
yang membunuh idolanya
sendiri.
Tahap 3: menjadi delusional
ini adalah tahap yang paling
berbahaya dalam kondisi fans
yang berlebihan. Dalam
psychology today disebutkan
bahwa delusional adalah suatu
kondisi ketika kita percaya pada
suatu hal yang kita khayalkan
sehingga tidak bisa
memisahkan antara khayalan
dan kenyataan. Misalnya, ketika
kita percaya bahwa cowok/cewek
ideal bagi kita adalah yang
mirip dengan idola kita itu.
Dalam kondisi yang sudah
parah, kita bahkan sampai
merasa memiliki hubungan
khusus dengan si idola.
Sesuatu yang berlebihan tentu tidak bagus. Hal ini juga berlaku jika ngefans atau jatuh cinta berlebihan.
Dapat menimbulkan bahaya antara lain:
1. Tidak punya kehidupan
sosial, karena terlalu terpesona
sama idola sehingga
mengabaikan orang lain di
sekitar.
2. Membahayakan diri sendiri dan orang lain
3. Menjurus kepada skizofrenia .
Skizofrenia adalah kondisi
ketika khayalan dan kenyataan
tercampur baur sehingga tidak
bisa membedakan keduanya.
Sejatinya idola atau jatuh cinta yang paling hakiki hanyalah kepada ALLAH S.W.T bukan kepada makhlukNya.
Komentar
Posting Komentar